Showing posts with label Kesehatan. Show all posts
Showing posts with label Kesehatan. Show all posts

Wednesday, April 16, 2008

Asthenopia dan Kesehatan Mata

Mata merah dan berair, penglihatan yang menjadi kabur, ketegangan pada otot okular, kepala pusing, iritasi, dan gejala lain seperti pegal di sekitar punggung, bahu dan vertigo adalah beberapa keluhan yang kerap dialami oleh orang yang menggunakan komputer dalam waktu yang lama.

Kelelahan mata atau dalam istilah medis disebut asthenopia adalah kelelahan yang diakibatkan pemusatan aktivitas penglihatan (seperti membaca atau pemusatan pandangan pada layar komputer) yang menyebabkan otot mata bagian dalam menjadi lebih tegang daripada keadaan normal. Terfokusnya pandangan pada layar komputer dalam waktu yang lama tanpa dibarengi dengan break berkala dapat menyebabkan mata menjadi lebih cepat lelah dan kering.

Asthenopia dapat diantisipasi dengan memperhatikan beberapa tips berikut:




Hindari pantulan
Sebaiknya workstation anda bebas dari pantulan baik itu pantulan dari sinar matahari ataupun lampu. Jika tidak memungkinkan, maka pantulan tersebut dapat dihalangi dengan cara menutup tirai jendela saat matahari terik atau geser posisi komputer anda.

Pastikan posisi layar monitor berada di bawah level mata anda.
Hal ini ditujukan agar anda tidak perlu mendongakkan ataupun membungkukkan badan ketika membaca tulisan pada layar monitor.

Pencahayaan yang baik.
Penerangan yang baik adalah penerangan yang berasal dari atas dan tidak menimbulkan bayangan. Hindari pencahayaan yang berasal dari belakang komputer karena mata akan menjadi lebih cepat lelah karena harus memfokuskan pandangan dengan dua sumber cahaya sekaligus yaitu lampu dan layar monitor.

Kondisi layar monitor sebaiknya selalu bersih.
Hal ini dimaksudkan agar muatan elektrostatik yang berasal dari layar monitor akan berkurang.

Istirahatkan mata anda secara berkala.
Tiap jam dengan cara memandang objek yang berada cukup jauh.

When Your Child Visits the Hospital: 10 Tips for Parents

Taking your child to the hospital can be a confusing and emotionally taxing experience. To help parents better know what to expect and how to cope, Morgan Stanley Children's Hospital of NewYork-Presbyterian created the Family Advisory Council, comprised of family members of current and former patients and staff at the Hospital who work together to help families get all the information they need so they can care for their children with confidence.

In this spirit, the Family Advisory Council offers 10 useful tips :


Take notes and include names and contact numbers for your child's medical team.

Store nurse's station phone number in your wallet, and call anytime for updates on your child.

Give the nurses your contact information so you can be reached anytime.

Ask your medical team about the care plan for the day and write it down.

Always repeat information back to the doctor or nurse to confirm your understanding.

Write down any questions as you think of them-even in the middle of the night.

Refer to your notebook when talking with doctors.

Ask for as many explanations of a diagnosis, labs or test results as needed until you understand the information.

Note any changes in your child's appetite, energy level, mood, pain levels, or other areas you observe, and share this information with the healthcare team.

If you think you child is in pain, contact the nurse immediately.


Parents are an integral part of their child's health-care team, even in the hospital," says Karen Bergan, parent leader and chair of the Family Advisory Council at Morgan Stanley Children's Hospital. "You know your child best. Listen to them and trust your instincts. When meeting with your doctor, communicate your thoughts, and don't forget to ask lots of questions."

Gejala Dini Sakit Ginjal

"Saya menulis apa yang terjadi pada diri saya tentang penyakit ginjal yang saya alami, ini saya tuangkan dalam bentuk tulisan karena banyaknya teman teman yang bertanya pada saya, kenapa saya kena sakit ginjal langsung kronis tanpa adanya gejala awal dahulu. Sebetulnya gejalanya sudah ada beberapa tahun sebelumnya, karena ketidak tahuan saya tentang penyakit ini, makanya saya kecolongan.

Setelah saya alami dan mambaca artikel di internet, barulah saya sadar, bahwa yang saya alami beberapa tahun lalu itu adalah gejala/warning dini, bahwa ada yang tidak beres dengan ginjal saya. Ceritanya begini, pada tahun 2004, saat saya ditugaskan ke South Jambi, bangun tidur pagi saya merasakan ada kelainan di kaki saya, saat itu kaki saya agak bengkak dan saya pergi ke klinik, disana, diperiksa oleh paramedic kita Pak Junaidi, dan saya dikasih obat/tablet katanya untuk membuang kelebihan cairan dalam tubuh saya.

Setelah makan obat itu, memang kaki saya normal kembali, saat saya kerja di Ramba, kejadian serupa terulang lagi, dan saya pergi lagi ke klinik, saya diperiksa, juga saya dikasih kapsul yang bernama Lasix, katanya cairan ditubuh saya turun ke kaki karena banyak kerja berdiri, setelah makan obat tersebut, kaki saya kembali normal. Saat tekanan darah saya diperiksa, ada kenaikan yang drastis, saya dikasih obat penurun tekanan darah/tensivask, dan saya makan, tekanan darah saya turun/normal, apabila tidak saya makan, tekanannya naik kembali, sejak itu saya dinyatakan kena tekanan darah tinggi, saya harus makan obat terus.

Setelah saya rutin makan obat tekanan darah tinggi/tensivask, saya tidak merasakan gejala apapun, hanya saya bingung, kenapa saya cepat merasa lelah, kalau kerja agak berat sedikit dan pagi pagi suka ngantuk walaupun saya cukup tidur malamnya. Saya pergi ke klinik, katanya saya kurang istirahat saja dan kerja terlalu berat, saya disarankan istirahat yang cukup. Akhir tahun 2004, saya medical check up, menurut hasilnya, semua baik, kecuali kolestrol yang agak tinggi, saya tidak merasakan kelainan, kecuali sering lelah dan ngantuk pada pagi hari.

Pada tahun 2005 Oktober saya dipindah ke Grissik, saya disuruh check up akhir 2005, hasilnya, saya disuruh dr. Charles check kembali ke Charitas, karena ada kelainan dari hasil check up saya tersebut (disana ada kenaikan kadar Ureum dan Kreatinin dalam darah saya), setelah CTO saya pergi ke RS Charitas dan berobat ke dr.Ian Effendi (Spesialis Hipertensi/penyakit dalam), saya langsung disuruh tinggal untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Setelah 1 minggu saya tinggal dan mengalami beberapa pemeriksaan, saya diberitahu bahwa ginjal saya mengalami infeksi. Saya diberikan sampai 9 macam obat obatan, saat masuk saya buang air kecil masih lancar, setelah 1 minggu, turun drastis. Sampai hanya 100 cc saja sekali buang air kecil. Dalam beberapa hari badan saya bengkak (banyak cairan yang masuk dari yang keluar), dokter menyatakan saya kena penyakit ginjal kronis,fungsi ginjal saya tinggal 15% saja dan saya harus di cuci darah, untuk membuang racun/kelebihan cairan didalam tubuh saya.

Dari apa yang saya alami, saya menyimpulkan, kita harus hati hati apabila mengalami hal hal yang berikut ini :





Protein positip didalam darah

Ada pembengkakan di kaki kiri dan kanan

Cepat merasa lelah dan mengantuk walaupun tidur cukup

Tekana darah tinggi

Ada diabetes/kencing manis

Kadang kadang ada rasa tidak enak dimulut/seperti bau pesing walaupun tidak makan pete

Berjalan kadang kadang limbung/bangun tidur pagi perut terasa mual/mau muntah (tandanya kadar ureum/kreatinin naik dalam darah, normalnya ureum 10-50 mg/dl, kreatinin 1,5)



Mudah mudahan apa yang saya tulis diatas menjadi bahan untuk semua teman teman waspada.
Terima kasih.

Peran Mata Terhadap Perkembangan Otak Anak

Untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak, orangtua sebaiknya memerhatikan kesehatan mata anak sedini mungkin karena mata merupakan pendukung kecerdasan. Selama 12 tahun pertama kehidupan anak, 80 persen informasi didapatkan melalui penglihatan.

Pada anak-anak, proses belajar melihat yang terpenting ada pada saat anak berusia 0-2 tahun. Pada usia ini perkembangan anak berada pada tahap perkembangan sensorik dan motorik. Karenanya mata anak harus sempurna, terang, semua cahaya diterima oleh retina lalu dijabarkan dan direspons kembali oleh otak, agar terbaca apa yang dilihat. Jika cahaya yang ditangkap remang-remang, maka pertumbuhan retina terhambat dan otak tidak bisa merespon karena tidak ada informasi yang masuk.

Seperti dikatakan dr.Dwi Putro Widodo, SpA(K) dari departemen ilmu kesehatan anak FKUI-RSCM, sel retina pada mata anak dengan sel di otak sama-sama berasal dari sel neuroektodermal (lapisan terluar saraf). Maka semakin banyak yang dilihat si kecil dari dunia barunya, semakin kuat hubungan antar sel saraf di otak. "Jika penglihatan anak bagus, maka input yang masuk ke otak akan lebih banyak lagi," katanya. Hal ini jelas akan mengoptimalkan kecerdasannya.

Penting untuk diketahui orangtua, proses belajar bayi didapatkan dari pendengaran, penglihatan dan rabaan. Menurut dokter Dwi, jika rangsangan dari tiga hal tadi direspon dengan baik, maka keterampilan dan kecerdasan si kecil pun berkembang optimal

Berbeda dengan mata orang dewasa, ketika si kecil membuka mata untuk pertama kali, semua yang ada di sekelilingnya tampak samar dan kabur. Setelah ia berusia 3 bulan, tajam penglihatannya makin membaik dan ia bisa memfokuskan penglihatan pada objek yang dilihatnya. "Karena mata anak sistemnya belum matang, maka ia sangat rentan terhadap pengaruh dari luar,' kata dr.Rita S Sitorus, PhD, spesialis mata anak, departemen mata FKUI-RSCM, pada acara seminar "Mewaspadai Bahaya Sinar Biru Terhadap Kesehatan Mata Anak" di Jakarta beberapa waktu lalu.

Ditambahkan oleh dokter Rita, pada saat bayi dilahirkan, lensa matanya masih bening dan secara bertahap akan berubah menjadi kuning sejalan dengan usianya. Lensa mata yang jernih tersebut menyebabkan bayi dan batita sangat berpotensi terkena sinar biru dalam aktivitasnya sehari-hari.

Sinar biru adalah sinar dengan panjang gelombang 400-500 nanometer. Sinar yang antara lain terdapat pada sinar matahari ini ketika masuk retina mata dapat menyebabkan kerusakan akibat radikal bebas. Sinar biru juga terdapat di lampu neon, layar televisi dan komputer. Dalam jangka waktu yang pendek, dampak sinar biru dapat mengganggu kerja retina sehingga menghambat proses belajar lewat penglihatan.

Pada orang dewasa, akibat dari paparan sinar biru yang terlalu banyak adalah penyakit katarak dan degenerasi makula, sedangkan pada anak-anak bisa menyebabkan ganggaun tajam penglihatan, seperti rabun jauh (miopia). Pada usia sekolah, anak yang mengalami miopia akan mengalami kesulitan membaca tulisan di papan sehingga prestasinya bisa terganggu.

Bisa dicegah

Kerusakan mata pada bayi dan batita bisa dicegah dengan pemberian nutrisi yang berperan penting dalam kesehatan mata. "Ada beberapa nutrisi penting untuk menjaga kesehatan mata, yakni vitamin A, Taurine, AA dan DHA, serta Lutein," papar dokter Dwi. Seluruh nutrisi penting tersebut bisa didapatkan secara cuma-cuma pada Air Susu Ibu (ASI). "Semakin lama bayi meminum ASI, fungsi penglihatannya pun akan semakin baik, sehingga kecerdasannya pun meningkat" kata Ketua Kelompok Kerja Dokter Neurologi Anak Indonesia itu.

Ditambahkan oleh dokter Rita, karena tubuh tidak dapat mensintesakan lutein, maka lutein harus disuplai dari luar, yaitu dari makanan, seperti jagung, kuning telur, jeruk, sayuran hijau, melon dan cabai. Ditambahkan oleh dokter Rita, lutein secara alami juga terdapat dalam organ lapisan mata, terutama di makula yang mempunyai peran perlindungan.

Kenali Beragam Masalah Pencernaan

Masalah pencernaan seakan tidak pandang bulu dan mengganggu.Gangguan saluran pencernaan adalah sekumpulan gejala yang sering berupa sakit ulu hati, mual, kembung, bersendawa. Sebagian besar kasus gangguan saluran pencernaan tidak perlu dikhawatirkan.

Gangguan saluran cerna dapat menganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan saluran cerna berdasarkan definisi umum mendeskripsikan ketidaknyamanan di perut bagian atas. Gangguan saluran cerna bukanlah penyakit tapi sekumpulan gejala yang dialami seperti sakit ulu ati, kembung, bersendawa, dan mual. Gejala yang dialami bisa berbeda antara orang.

Gangguan saluran pencernaan kerap disebut sakit maag. Namun, istilah ini luas sekali karena maag berarti lambung, jadi sakit maag dapat diartikan menjadi sakit lambung. Padahal penyakit yang menjangkiti saluran pencernaan banyak macamnya. Yuk, kenali beragam masalah pencernaan berikut:





Gastritis
Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Lapisan lambung menahan iritasi dan biasanya tahan terhadap asam yang kuat. Tetapi lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan karena beberapa penyebab: bakteri, stres akut, obat-obatan, terutama aspirin dan obat anti peradangan non-steroid lainnya, virus jamur, alergi infeksi cacing gelang.

Biasanya penderita gastritis mengalami gangguan pencernaan (indigesti) dan rasa tidak nyaman di perut sebelah atas. Jika seseorang merasakan nyeri perut sebelah atas disertai mual atau heartburn, dokter akan menduganya sebagai gastritis.

Namun, bila gejalanya menetap, jarang diperlukan pemeriksaan dan pengobatan dimulai berdasarkan penyebab yang mungkin. Jika diagnosisnya belum meyakinkan, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan lambung dengan endoskopi dan biopsi (pengambilan contoh lapisan lambung untuk diperiksa dibawah mikroskop).

Jika gastritis berlanjut atau kambuh kembali, maka dicari penyebabnya, seperti infeksi, makanan, obat-obatan atau kebiasaan minum penderita.

Gastritis karena bakteri bisa diketahui dari hasil pemeriksaan biopsi.
Penderita gastritis karena bakteri banyak yang membentuk antibodi terhadap bakteri penyebabnya, yang bisa ditemukan dalam pemeriksaan darah.


Ulkus Peptikum
Ulkus Peptikum adalah luka berbentuk bulat atau oval yang terjadi karena lapisan lambung atau usus dua belas jari (duodenum) telah termakan oleh asam lambung dan getah pencernaan. Ulkus yang dangkal disebut erosi.

Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas jari. Nama dari ulkus menunjukkan lokasi anatomis atau lingkungan dimana ulkus terbentuk seperti ulkus duodenalis (usus dua belas jari), ulkus gastrikum lebih jarang ditemukan, biasanya terjadi di sepanjang lengkung atas lambung., ulkus esofagealis dalam kerongkongan bagian bawah (esofagus) dan ulkus stres.


Dispepsia
Dispepsia adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut. Penyebab Dispepsia adalah :

Menelan udara (aerofagi)

Regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung

Iritasi lambung (gastritis)

Ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis

Kanker lambung

Peradangan kandung empedu (kolesistitis

Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu dan produknya)

Kelainan gerakan usus

Kecemasan atau depresi


Gejalanya nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (borborigmi). Pada beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyeri; pada penderita yang lain, makan bisa mengurangi nyerinya.

Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun, mual, sembelit, diare dan flatulensi (perut kembung). Bila tidak ditemukan penyebabnya,dokter akan mengobati gejala-gejalanya.

Antasid atau penghambat H2 seperti cimetidine, ranitidine atau famotidine dapat dicoba untuk jangka waktu singkat. Bila orang tersebut terinfeksi Helicobacter pylori di lapisan lambungnya, maka biasanya diberikan bismuth subsalisilate dan antibiotik seperti amoxicillin atau metronidazole.

Ayo! berantas tuntas TB

Mungkin diantara kita tidak ada yang sadar bahwa kita baru saja memperingati hari tuberculosis (TB) dunia ke 126 (tua juga ya?) pada tgl 24 Maret 2008 kemarin. Dan sepertinya kita melaluinya serasa tanpa ada yang aneh dan lewat begitu saja. Apa aih arti penting TB bagi kita? Masalahnya apa?

Tuberculosis atau TB atau TBC (baca:tebece) dikenal di masyarakat kita dengan sebutan paru-paru basah, atau ada yang menyebutnya juga dengan istilah flek. Penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat infeksius dan angka kesakitannya semakin hari semakin meningkat. Terutama seiring dengan makin meningkatnya kasus HIV/AIDS, penggunaan psikotropika dan terjadinya multi drugs resistance (MDR).

Dalam laporan terakhir WHO menyatakan jumlah penderita TB di dunia diperkirakan 14 juta orang (9, 2 juta adalah kasus baru) dan Indonesia menempati nomor urut 3 setelah India dan China. Saat ini jumlah penderita TB di Indonesia diperkirakan berjumlah 578.410 orang dengan 240 jiwa melayang perharinya. Apakah ini angka yang kecil? Bandingkan dengan flu burung yang begitu heboh, total angka kematiannya sejak tahun 2006 hingga sekarang baru mencapai 107 jiwa.

Monday, April 14, 2008

Teliti Kandungan Susu Formula

AIR susu ibu (ASI) adalah nutrisi terlengkap bagi bayi yang tak tergantikan oleh susu formula apa pun. Jika ibu tak dapat menyusui bayinya, susu formula seperti apa yang sebaiknya dipilih?

Pilihannya susu formula dengan kandungan nutrisi terlengkap. Memang harganya lebih mahal, tapi demi masa depan si buah hati tak ada salahnya memberikan yang terbaik.

"Pada bayi usia kurang dari satu tahun, jika memang bayi terpaksa menyusu formula, berikanlah susu formula yang terbaik. Kalau sudah lebih dari satu tahun, boleh dibelikan susu formula apa pun," kata Dr D Hardiono Pusponegoro SpA (K), konsultan anak bidang neurologi dari RSCM Jakarta.

Menurut Hardiono, yang dimaksud susu formula "terbaik" adalah mengacu pada susu dengan kandungan nutrisi terlengkap yang disuplementasikan ke dalamnya. Pasalnya, asupan suplemen, hanya akan berefek positif jika diberikan sebelum bayi berumur 18 bulan, selama minimal 18 bulan.

Rentang usia tersebut merupakan masa penting karena proses sedang terjadi konstruksi otak yang krusial. Banyak sel saraf yang terbentuk, terjalin dan terpakai. Untuk itu, diperlukan nutrisi dan stimulasi optimal. Selepas usia 18 bulan atau lebih, umumnya bayi sudah diberi makanan pendamping.

Fungsi susu pun tak lagi krusial karena bayi sudah mendapat asupan gizi dari makanan yang dimakannya. Saat ini, produk susu formula berlomba-lomba melengkapi dengan beragam nutrisi tambahan seperti DHA (Docosahexaenoic Acid) dan ARA (Arachidonic Acid), yang tak asing lagi di telinga para ibu.

DHA dalam konsentrasi tinggi ditemukan pada otak dan retina yang merupakan komponen penting pada selaput phospholipids.

Bayi yang mendapatkan DHA pada makanan mereka menunjukkan kandungan DHA yang lebih tinggi dalam lapisan otaknya. Komponen ARA juga penting bagi struktur selaput sel phospholipids dan sistem saraf pusat.

Kedua jenis asam lemak ini dikenal berperan penting mengoptimalkan perkembangan otak, jaringan saraf, jaringan penglihatan, dan membantu pembentukan sistem imun pada bayi. Harus dipastikan bahwa kadarnya sudah tepat. Rekomendasi FAO/WHO adalah 90 mg/100 gram untuk DHA, dan 180 mg/100 gram untuk ARA.

Penelitian terbaru melaporkan bahwa anak yang diberi asupan susu dengan kadar 0,36 persen DHA (90 mg DHA/100 gram) dan 0,72 persen ARA (180 mg ARA/100 gram) selama masa awal kehidupannya, pada usia 4 tahun memiliki tingkat IQ yang lebih tinggi 7 poin dibandingkan anak-anak pada kelompok kontrol yang mendapatkan susu tanpa DHA dan ARA. Uji klinis ini dilakukan oleh DR E Birch, ahli opthalmologi dari University of Texas Southwestern Medical Center di Dallas, dan dipublikasikan dalam Birch et al.

"Studi lain menunjukkan bahwa skor IQ pada anak usia 4 tahun memiliki korelasi dengan skor IQ pada usia 17 tahun. Ini menunjukkan adanya stabilisasi jangka panjang dan mengindikasikan nilai skor IQ yang kurang lebih sama tingginya pada usia dewasa," ujar Dr Craig Jensen, Associate Professor dari Baylor College of Medicine Texas Children's Hospital.